Book's Glimpse: Saga no Gabai Bachan

By Meylisa Agustina - 7:04 AM


Jadi ceritanya, kemarin malam Kamis (4/08) ada film horor di Bioskop Trans TV judulnya: Drag Me to Hell. Yang namanya film horor biasanya seputar hantu, genderuwo, jelangkung, atau bahasa kerennya mah “dark creatures”. Nah aku seneng nih sama film-film begini bikin deg-degan gimanaaa gitu.


Tapi film Drag Me To Hell ini beda; bercerita tentang si tokoh utama yang kena kutukan gara-gara ga bantuin nenek tua. Di 30 menit pertama film ini udah sukses bikin sosok nenek tua jadi berubah di mataku. Nenek-nenek yang menurutku sosoknya baik, kalem, lembut, suka ngasih makan kalau lagi laper sontak berubah jadi nyeremin, nakutin, hiiiiiiiihhh... syereeeemm...


Aku hanya penikmat film, jadi bukan tempatnya aku komentarin film ini lah ya. Tapi beneran film ini termasuk dalam film-film yang ga mau saya tonton lagi saking takutnya. Mendingan dikutuk jadi batu kayak Malin Kundang lah daripada di kutuk horor kayak di film ini.


Bicara soal nenek-nenek, aku yakin kalian semua punya sosok wanita yang udah nenek-nenek dan baiknya kebangetan. Nenek dari papa/mama, nenek tetangga, nenek adiknya nenek, neneknya temen... dan entah mengapa aku emang paling seneng temenan sama nenek-nenek >.< biasanya kalau main ke rumah nenek, tinggal bilang aja, “Nik laper nih belum makan”, pasti langsung disuruh makan ini itu sampe kenyang terus pas pulang disuruh bungkus buat bawa pulang hahahhaha :D #cucugataudiri

Nah, di Book’s Glimpse kali ini aku mau cerita tentang kisah nyata sosok seorang nenek dari kacamata cucu nya :) ini bukan buku horor kook.. jangan khawatir :D


Judul: Saga no Gabai Bachan/Nenek Hebat Dari Saga

Penulis: Yoshichi Shimada

Penerbit: Tokuma Shoten Publishing Co., Ltd (Japan) / Mahda Books (Indonesia)

Harga Versi Bahasa Indonesia: sekitar IDR 40.000

Beli di: Ini buku pinjaman dari teman, pernah nyari di Gramedia PIM tapi ga ada

Kisah tentang: Seorang cucu bernama Akihiro yang terpaksa tinggal bersama neneknya di Saga setelah kotanya terkena dampak buruk dari bom Hiroshima-Nagasaki. Akihiro yang masih kanak-kanak harus menjalani hidup sulit ala neneknya yang selalu bersemangat.

Opiniku setelah baca buku ini: Jadi makin bersyukur atas apa yang udah aku punya. Bersyukur ga perlu ngumpulin barang bekas demi beli krayon baru, bersyukur ga perlu nunggu sampah dari pasar buat makan. Intinya sih buku ini mengajarkan buat terus happy dalam hidup, sesulit apapun kondisinya. Jadi setiap kali aku lagi bokek, ga bisa jajan lipstik atau beli buku, tinggal ingat-ingat hidupnya nenek dari Saga aja dehh.. Everything is finee~~~




Dihari sebelum ujian, ketika kami dipulangkan lebih awal, aku mengeluh pada nenek, “Nenek, aku sama sekali tidak mengerti Bahasa Inggris.”
“Kalau begitu, di kertas jawabanmu kau tulis saja ‘Saya orang Jepang.’”
“Benar juga. Selama aku ada di Jepang, tidak masalah kalau tidak bisa bahasa Inggris.”
“Betul, betul.”
“Tapi nek, aku juga tidak suka huruf Kanji...”
“Tulis saja ‘Aku hidup dengan Hiragana dan Katakana.’”
“Benar juga. Dengan Hiragana saja, kita cukup mengerti ya.”
“Betul, betul.”
“Aku juga benci sejarah...”
“Sejarah juga?”
Sampai pada titik ini, akhirnya wajah Nenek menampilkan ekspresi terkejut. Saat itu, aku sudah siap-siap disuruh belajar lebih giat, tapi nenek malah memberikan jawaban ala dirinya.

Setelah berpikir beberapa saat, Nenek berkata begini, “Tulis saja di kertas jawabanmu ‘Saya tidak menyukai masa lalu’!”







Follow me! on: Twitter | Instagram | G+ 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

terimakasih banyak :)